Umar r.a. berkata, “Saya tidak peduli bagaimana
keadaan saya pada pagi hari, apakah saya berada dalam keadaan yang saya sukai
ataukah dalam keadaan yang tidak saya sukai. Sebab saya tidak tahu apakah ada
kebaikan dalam apa yang saya sukai. Sebab saya tidak tahu apakah ada kebaikan
dalam apa yang saya sukai atau dalam apa yang tidak saya sukai.”
Hasan r.a. menceritakan: Ali r.a. dibri tahu
bahwa Abu Dzar Ghifari r.a. berkata, “Saya lebih menyukai kefakiran
daripada kekayaan dan saya lebih suka sakit daripada sehat.”
Mendengar ini Ali r.a. berkata, “Semoga Allah
merahmati Abu Dzar. Tapi saya berkata bahwa siapa yang tetap ridha kepada
kebaikan yang Allah tentukan dan tidak akan menginginkan selain apa yang
ditentukan Allah untuknya merupakan makna dari ridha kepada ketentuan Allah.”
Ali r.a. berkata, “Siapa yang merasa ridha dengan apa
yang ditentukan oleh Allah, akan mendapatkan pahala; ketentuan Allah pasti akan
terjadi. Sebaliknya, siapa yang tidak
ridha dengan ketentuan Allah, maka ketentuan Allah tetap akan berlaku dan dia
tidak akan mendapatkan apa-apa atas perbuatannya.”
Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata bahwa tidak akan
mendapatkan apa-apa pada hari Kiamat orang yang tidak mempunyai keinginan makan
(di dunia) untuk sekadar bisa hidup. Lebih
lanjut dia berkata bahwa tidak apa-apa orang yang melewati waktu paginya atau
sorenya dengan apa yang dikaruniakan Allah kepadanya (di dunia ini). Namun
nafsu manusia selalu serakah, ingin mempunyai itu dan ini. Lebih baik
meletakkan bara api ke dalam mulut sendiri bagi orang yang berkata tentang
ketentuan Allah: seandainya begini, maka tidak akan begitu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar