Pages

Senin, 29 April 2013

Kesabaran pada Waktu Mengalami Musibah


Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a.: Ketika Rasulullah saw. berada di Makkah, seorang wanita Anshar datang kepada beliau dan berkata, “Wahai Rasulullah, keburukan sungguh telah menguasai saya (jin atau penyakit epilepsi).”

Maka Rasulullah saw. berkata, “Jika kamu bersabar dengan keadaanmu sekarang, maka pada hari kiamat kamu akan  menjumpai Allah dalam keadaan bebas dari dosa-dosa dan tidak ada hisab atasmu.”

Wanita itu berkata, “Demi Allah! Yang telah mengutus engkau dengan kebenaran, tentu saya akan bersabar hingga saya berjumpa dengan Pencipta saya, tapi saya khawatir makhluk jahat ini membuat aurat saya terbuka.

Maka Rasulullah saw. berdo’a untuknya. Setelah itu kapan saja wanita itu merasa takut bahwa makhluk jahat itu akan membuat ia terbuka auratnya, ia pergi ke dekat kelambu Ka’bah dan memegang kain itu kuat-kuat sambil berkata, “Wahai syetan, menjauhlah dariku!” Dengan demikian makhluk jahat itu tidak mendekati dia.

Atha r.a. meriwayatkan: Ibnu Abbas r.a. berkata kepadaku, “Maukah kamu aku beri tahu tentang  seorang watina ahli Jannah?”

Aku mengiyakan. Kemudian Ibnu Abbas r.a. berkata, “Dia adalah seorang wanita yang berkulit hitam. Ia mendekati Rasulullah saw. dan berkata kepada beliau bahwa dia menderita penyakit epilepsi sehingga terbuka auratnya. Ia meminta kepada Rasulullah saw. supaya berdo’a untuknya. Lalu Rasulullah saw. berkata kepadanya, ‘Jika engkau bersabar atas apa yang menimpamu,  engkau akan mendapatkan Jannah, dan jika engkau meminta aku berdo’a, aku  akan berdo’a kepada Allah supaya engkau diselamatkan dari musibah ini.’ Wanita itu berkata, ‘Saya tidak ingin sembuh dari penyakit ini dan saya akan bersabar. Tetapi do’akanlah kepada Allah agar aurat saya tidak terbuka.’ Maka Rasulullah saw. pun mendo’akannya demikian.”

Di dalam Shahih Bukhari diriwayatkan bahwa Ummu Zafar r.ha. pernah melihat wanita itu, perawakannya tinggi dan berkulit hitam dan dia sedang berdiri memegang kelambu Ka’bah.

Dari Abdullah bin Mughfil r.a., katanya: Pada zaman jahiliyah ada seorang wanita nakal. Seorang lelaki berpapasan dengan wanita itu. Lelaki itu mengangkat tangan ke arah wanita itu dan berkata, “Berhentilah! Allah swt. Telah menghapus kemusyrikan dan mengaruniakan Islam kepada kita.”

Kemudian lelaki itu meninggalkan wanita itu dengan membelakanginya. Dia terus berjalan  tetapi pandangannya terus ke belakang ke arah si wanita. Tiba-tiba dia menubruk sebuah dinding.

Lalu lelaki ini datang kepada Rasulullah saw. dan  memberi tahu beliau tentang kejadian itu. Rasulullah saw. berkata, “Engkau adalah seorang lelaki yang Allah swt. bermaksud memberi kebaikan. Sesungghunya jika Allah bermaksud memberi kebaikan kepada seseorang, maka Dia memberi hukuman atas dosa yang dibuat orang itu di dunia ini juga. Jika Dia bermaksud memberi keburukan kepada seseorang, maka Dia membiarkan orang itu sibuk berbuat dosa sehingga dia akan mendapatkan hukumannya pada hari Kiamat.”

Abdullah bin Khalifah r.a. menuturkan: Suatu ketika aku pergi bersama Umar r.a.. Aku melihat bahwa tali sepatu Umar r.a. terputus. Atas kejadian ini Umar r.a. membaca, “Inna lillahi wa inna ilaihi raajiun (Sesungguhnya kita adalah milik Allah dan sesungguhnya kita akan kembali kepada-Nya).”

Kemudian dia berkata, “Apa saja yang menyebabkan kesusahan kepadamu adalah musibah.”

Dalam riwayat lain yang dikutip dari Marwazi dari Sa’ad bin Musayyab rah.a. katanya: Tali sepatu Umar r.a. terputus dan dia mengucapkan, “Inna lillahi wa inna ilaihi raajiun (Sesungguhnya kita adalah milik Allah dan sesungguhnya kita akan kembali kepada-Nya).” 

Mendengar hal ini orang-orang berkata, “Wahai Amirul Mukminin! Engkau mengucapkan kata-kata itu walaupun hanya untuk tali sepatu yang putus.”

Umar r.a. berkata, “Apa saja yang menimpa seorang mu’min yang menyebabkan kesusahan kepadanya adalah musibah.”

Dari Aslam r.a., katanya: Abu Ubaidah r.a. menulis surat kepada Umar r.a. tentang pasukan Romawi dan mengungkapkan rasa takutnya yang disebabkan oleh besarnya jumlah tentara Romawi itu. Umar r.a. membalas surat itu dengan menulis, “Kapan saja musibah menimpa seorang mu’min, Allah swt. segera akan memberikan kemudahan kepada dia. Sesungguhnya kesukaran tidak akan pernah menghalangi kemudahan dan kenyamanan.
Dalam al Qur’an Allah swt. berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوااصْبِرُوْاوَصَابِرُوْاوَرَابِطُوْاوَاتَّقُوااللهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
 “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.” (Q.s. Ali Imran: 200)

Abdul Rahman bin Mahdi r.a. berkata bahwa Utsman r.a. telah melakukan dua hal yang tidak dapat dilakukan oleh Abu Bakar dan Umar. Pertama, dia tabah sedemikian rupa hingga  dia matti syahid, dan kedua dia telah mengumpulkan al Qur’an untuk seluruh manusia.
Dikutip dari Kitab Hayatush Shahabah Terjemahan Jilid 2 hal. 647-649, Penerbit Pustaka Ramadhan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar