Pages

Sabtu, 11 Mei 2013

Nabi saw. Mementingkan Shalat Berjama’ah dan Tidak Ada Konpensasi Bagi Orang Buta Untuk Meninggalkannya



بسم الله الرحمن الرحيم

Imam Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Hibban dan Ibnu Khuzaimah mengeluarkan dalam Shahihnya dan Hakim dari Umar bin Ummi Ma’tum r.ha. katanya: Aku berkata, “Wahai Rasulullah..! saya adalah yang buta yang rumahnya jauh dan saya hanya bisa duduk, apakah saya mempunyai ruhshah (keringanan) untuk shalat di rumah?”

Nabi saw. bertanya, “Apakah kamu mendengar adzan?”

Dia menjawab, “Ya.”

Nabi saw. berkata, “Tidak ada bagi kamu ruhshah.”

Dan dalam riwayat Ahmad, sesungguhnya Rasulullah saw. datang ke masjid dan dia melihat kaum yang sedikit, lalu berkata, “Sungguh aku ingin menjadikan manusia sebagai imam, kemudian aku keluar maka aku tidak kuasa melihat orang-orang mengerjakan shalat di rumahnya kecuali aku membakarnya.”

Lalu Ummi maktum r.ha. berkata, “Wahai Rasulullah saw…! Sesungguhnya di antara rumahku dan masjid ada pohon kurma dan beberapa pohon yang lain dan aku tidak kuasa untuk duduk sebentar, apakah ada bagiku keringanan untuk mengerjakan shalat di rumah?”

Nabi saw. berkata, “Apakah kamu mendengar iqamah?”

Dia menjawab, “Ya.”

Nabi saw. berkata, “Maka datanglah.”

Sebagaiman diterangkan dalam kitab at Targhib.
Dikutip dari Kitab Hayatush Shahabah Terjemahan Jilid 3 hal. 169-170, Penerbit Pustaka Ramadhan

Nabi saw. Memberikan Kabar Gembira Bagi Sahabatnya r.a. Yang Mengucapkan Kalimat Syahadat Di Dalam Majelis Bersamanya


بسم الله الرحمن الرحيم


Ahmad mengeluarkan hadits dari Ya’la bin Sadad r.a. dia menuturkan  bahwa Syadad dan Ubadah bin Shamid r.hum. menceritakan kepadanya: Dulu ketika kami berada di samping Rasulullah saw. beliau bertanya, “Apakah ada di kalangan kalian orang asing?”  -Maksudnya ahlul kitab-

Kami menjawab, “Tidak ada, wahai Rasulullah.”

Kemudian beliau memerintahkan untuk mengunci pintu, lalu berkata, “Angkatlah tangan kalian semua dan ucapkanlah:  Laa ilaaha illallah.”

Lalu kami mengangkat tangan kami sesaat, kemudian Rasulullah saw. meletakan tangannya di atas tangan kami seraya berkata, “Segala puji bagi Allah, Yaa Allah, sesungguhnya Engkau telah mengutusku dengan kalimat  ini dan Engkau telah memerintahku dengannya dan Engkau telah menjanjikan atasnya Jannah dan sesungguhnya Engkau adalah Dzat yang tidak pernah mengingkari janji.”

Kemudian beliau berkata, “Aku akan memberikan kabar kepada kalian. Sesungguhnya Allah telah mengampuni dosa kalian.”

Haisami berkata, “Imam Ahmad, Thabrani dan Bazar telah mengeluarkan hadits tersebut dan rijalnya Tsiqat.”
Dikutip dari Kitab Hayatush Shahabah Terjemahan Jilid 3 hal. 5, Penerbit Pustaka Ramadhan

Jumat, 10 Mei 2013

Komentar Rasulullah saw. Tentang Orang Yang Mengadukan Keburukan Mu’amalah Orang Yang Mempunyai Silaturahmi Dengannya


بسم الله الرحمن الرحيم

Dikeluarkan oleh Muslim dari Abu Hurairah r.a. bahwa seorang lelaki berkata, “Ya Rasulullah! Sesungguhnya aku mempunyai kerabat. Aku menghubungkan silaturahmi dengan mereka, tetapi mereka memutuskannya. Aku berbuat baik kepada mereka tetapi mereka berbuat jahat  kepadaku. Aku bersikap ramah kepada mereka, tetapi mereka berbuat kurang ajar kepadaku.”

Rasulullah saw. bersabda, “Jika begitu keadaannya, sebenarnya kamu sedang memasukkan pasir yang panas ke dalam mulut mereka. Allah senantiasa melindungimu selagi kamu bersikap demikian.”

Dikeluarkan oleh Al Bukhari dalam al Adab dari Abu Hurairah seperti itu juga.

Dalam riwayat Ahmad dari Abdullah bin Amr r.huma., katanya: Seorang lelaki datang menemui Rasulullah saw. dan berkata, “Ya Rasulullah..! Aku mempunyai saudara, aku menghubungkan silaturahmi kepadanya, tetapi mereka memutuskannya. Aku memaafkan mereka tetapi mereka menzhalimiku. Aku berlaku baik kepada mereka, tetapi mereka menyakitiku. Apakah aku harus membalas mereka?”

Rasulullah saw. bersabda, “Jika kamu melakukan itu (balas dendam), kamu akan sama dengan mereka. Tetapi kamu hendaknya terus melakukan kebaikan kepada mereka dan menghubungkan silaturahmi dengan mereka, karena sesungguhnya malaikat itu diperintahkan Allah agar senantiasa bersama kamu untuk memeliharamu selagi kamu dalam keadaan demikian.”
Dikutip dari Kitab Hayatush Shahabah Terjemahan Jilid 2 hal. 581-582, Penerbit Pustaka Ramadhan