Pages

Tampilkan postingan dengan label Hijrah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hijrah. Tampilkan semua postingan

Rabu, 11 September 2013

Rasulullah saw. Berangkat Hijrah Dari Makkah Bersama Abu Bakar r.a. dan Persembunyian Mereka di Gua Tsaur


 بسم الله الرحمن الرحيم

Rasulullah saw. brangkat dari Makkah pada malam hari bersama Abu Bakar r.a. ke arah Gua Tsaur. Itulah gua yang dinyatakan oleh Allah swt. Dalam al Qur’an.

Sepeninggalan Rasulullah saw. pada malam itu Ali bin Abi Thalib r.a. tidur di tempat yang biasa ditiduri oleh Rasulullah saw. untuk mengelabui mata-mata suku Quraisy. Mereka tidak mengetahui bahwa yang tidur di tempat itu adalah Ali, bukan Rasulullah saw.

Orang-orang Quraisy menunggu-nunggu di luar rumah itu dengan berunding sepanjang malam untuk menyergap Rasulullah saw. dan mengikatnya. Sedangkan mereka tidak mengetahui bahwa Rasulullah saw. telah meninggalkan rumah itu dan yang tidur di tempatnya adah ali r.a.. itu saja yang dibicarakan di antara mereka pada malam itu.

Ketika Ali r.a. bangun dari tidurnya keesokkan harinya, mereka menanyakan keadaan Rasulullah, dan Ali  r.a. mengatakan bahwa ia tidak mengetahui di mana Rasulullah saw. berada.

Akhirnya mereka menyadari bahwa Rasulullah saw. telah pergi meninggalkan Makkah. Kemudian mereka berkendaraan untuk mencari beliau ke seluruh tempat. Mereka mengirim utusan kepada orang-orang yang tinggal di sekitar mata air untuk melapor bila melihat keduanya dan memberi mereka upah yang sangat besar untuk itu.

Mereka terus mencari Rasulullah saw. hingga beberapa orang dari mereka telah sampai di gua Tsaur di tempat persembunyian Rasulullah saw. dan Abu Bakar r.a..

Mereka menghampiri mulut gua itu dan berdiri di atasnya. Rasulullah saw. mendengar kedatangan mereka. Ketika  itu Abu Bakar r.a. merasa takut dan mencemaskan keselamatan Rasulullah saw.. Maka Rasulullah saw. bersabda kepada Abu Bakar r.a., “Janganlah kamu cemas.” Sebagaimana diterangkan dalam al Qur’an:

لَاتَحْزَنْ اِنَّ اللهَ مَعَنَا...

Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah berserta kita.” (Qs. At Taubah: 40)

Rasulullah saw. berdo’a, kemudian Allah swt. Menurunkan sakinah (ketenangan ke dalam hatinya), sebagaimana firman-Nya:

اِلَّاتَنْصُرُوْهُ فَقَدْنَصَرَهُ اللهُ اِذْاَخْرَجَهُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا ثَانِيَ اثْنَيْنِ اِذْهُمَا فِى الْغَارِاِذْيَقُوْلُ لِصَاحِبِهٰ لَاتَحْزَنْ اِنَّ اللهَ مَعَنَاۚ فَاَنْزَلَ اللهُ  سَكِيْنَتَهُ عَلَيْهِ وَاَيَّدَهُ بِجُنُوْدٍ لَمْ تَرَوْهَاوَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذَِيْنَ كَفَرُوْاالسُّفْلٰىۗ وَكَلِمَةُ اللهِ هِيَ الْعُلْيَا ۗ وَاللهُ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ

Jika kamu tidak menolongnya (Muhammad), sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir mengusirnya (dari Makkah); sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, ketika itu dia berkata kepada sahabatnya (Abu Bakar), “Janganlah engkau bersedih, sesunguhnya Allah bersama kita.” Maka Allah menurunkan ketenangan kepadanya (Muhammad) dan membantu dengan bala tentara (malaikat-malaikat) yang tidak terlihat olehmu, dan Dia menjadikan seruan orang-orang kafir itu rendah. Dan firman Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Qs. At Taubah: 40)

Ketika itu Abu Bakar r.a. mempunyai beberapa ekor kambing perahan yang ada di rumah keluarganya di Makkah. Mak Abu Bakar menyerahkan pemeliharaan kambing-kambing itu kepada Amir bin Fuhairah, bekas budak Abu Bakar r.a., seorang terpecaya dan amanah, yang baik Islamnya. Lalu dia mengupah seorang laki-laki dari Bani Abd bin Adi yang bernama Ibnu al Uraiqith, ia adalah sekutu suku Quraisy di tengah Bani Sahm, dari Bani al Ash bin Wa’il. Pada hari itu ia masih musyrik, gelarnya adalah al Adawi dan ia bertugas menunjukkan jalan. Pada malam-malam itu ia bersembunyi di belakang kami.

Amir bin Fuhairah sendiri datang kepada keduanya dari padang gembalaan dengan menggiring kambing-kambing setiap malam, sehingga keduanya bisa memerah susunya dan menyembelih sebagiannya. Pagi-pagi ia berangkat merumput dan berkumpul bersama gembala-gembala lainnya, dan perbuatannya itu tidak diketahui.

Putra Abu Bakar yang bernama Abdullah bin Abu Bakar selalu mendengarkan perbincangan orang-orang Quraisy mengenai keputusan atau tindakan yang akan dilakukan terhadap Rasulullah saw. dan Abu Bakar r.a.. kemudian berita itu akan disampaikan kepada keduanya pada malam harinya.

Apabila Abdullah kembali dari gua itu, Amir datang dengan kambing-kambing itu untuk menghapuskan jejak-jejak kaki Abdullah, agar tidak diketahui kedatangannya oleh orang-orang Quraisy.

Pagi harinya Amir kembali mengembalakan kambingnya sehingga tidak ada yang mengetahui apa yang dilakukannya pada malam hari.

Sampai ketika suara-suara yang membicarakan beliau telah menjadi reda dan ia mendatangi keduanya pada saat suara-suara itu telah diam, maka keduanya datang kepada Amir dengan menaiki unta. Sementara itu, Rasulullah saw. dan Abu Bakar r.a. telah bersembunyi di gua itu selama dua hari dua malam. Kemudian Rasulullah saw. dan Abu Bakar r.a. keluar untuk meneruskan perjalanan ke Madinah dengan ditemani oleh Amir bin Fuhairah. Ia menuntun unta keduanya, melayani keduanya, dan membantu keduanya. Abu Bakar yang memboncengkannya di belakang dan bergantian memboncengkannya di atas kendaraannya. Tiada orang lagi bersama Abu Bakar selain Amir bin Fuhairah dan saudara Bani Adi (Abdullah bin al Uraiqith) yang menunjukkan jalan untuk mereka.

Al Haitsami mengatakan (juz 6, hal. 52) bahwa sanadnya terdapat Ibnu Lahiah, mengenai dirinya terdapat pembicaraan, sedang haditsnya adalah hasan.

Dikutip dari Kitab Hayatush Shahabah Terjemahan Jilid 1 hal. 431-433, Penerbit Pustaka Ramadhan