Dikeluarkan oleh Muslim dan an Nasaa’I serta yang lainnya
dari Jarir r.a. katanya: Kami sedang bersama-sama dengan Rasulullah saw.
pada dini hari, tiba-tiba datanglah sekumpulan orang yang tidak berpakaian
dengan sempurna, telanjang kaki, pakaian mereka dari kain kapas yang
berjalur-jalur dan menyelendang pedang. Hampir seluruhnya adalah dari Bani
Mudhar. Melihat kefakiran mereka itu, wajah Rasulullah saw. berubah,
kemudian baginda saw. masuk ke dalam rumahnya dan memerintahkan Bilal r.a.
agar mengumandangkan adzan dan setelah mengerjakan shalat, baginda saw.
pun bangun memberi khhuttbah. Baginda saw. membaca ayat berikut ini:
يَآاَيُّهَاالنَّاسُ اتَّقُوْارَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ
مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍوَّخَلَقَ مِنْهَازَوْجَهَاوَبَثَّ مِنْهُمَارِجَالًاكَثِيْرًوَّنِسَآءًۚ وَاتَّقُوااللهَ الَّذِي تَسَآءَلُوْنَ بِهٰ وَالْاَرْحَامَۗ
اِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبَا
“Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Rabbmu yang telah menciptakan kamu
dari yang satu (Adam), dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada
keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan
bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling
meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya
Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (Q.s. an Nisaa: 1)
Rasulullah
saw. juga membaca ayat berikut ini:
يَآاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْااتَّقُوْااللهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا
قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوااللهَۗ اِنَّ اللهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَاتَعْمَلُوْنَ
“Hai
orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan
bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.”
(Q.s.
al Hasyr: 18)
Kemudian
Rasulullah saw. bersabda, “Hendaklah seseorang itu menafkahkan uang
dinar dan dirhamnya, pakaian, secupak gandum atau pun buah kurma walaupun hanya
sepotong buah kurma.”
Maka datanglah
seorang lelaki Anshar dengan membawa kantung yang sarat gengan isinya sehingga
hampir menarik telapak tangannya akibat beratnya kantung itu. Kemudian
datanglah orang seorang demi seorang sehingga aku telah melihat gundukan yang
terdiri dari makanan dan pakaian. Aku melihat wajah Rasulullah saw.
bercahaya seperti cahaya benda yang dicelupkan dangan emas.
Rasulullah
saw. bersabda, “Barangsiapa yang mengadakaan perbaikan dalam Islam maka
dia akan memperoleh ganjarannya dan ganjaran orang yang beramal dengannya
setelahnya tanpa mengurangi sedikit pun ganjaran mereka. Barangsiapa yang
mengadakan kejahatan dalam Islam, ia akan memperoleh dosanya dan dosa orang
yang ikut beramal dengannya tanpaa mengurangkan walaupun sedikit dari dosa-dosa
mereka.”
Sebagaimana
dalam at Targhib. Telah berlalu hadits tentang dorongan Nabi saw.
untuk mengorbankan harta di jalan Allah swt..
Dikeluarkan
oleh al Hakim dan dishahihkan dari Jabir r.a. katanya: Bani Amru bin Auf
datang menemui Rasulullah saw. pada hari Rabu, maka dinyatakan hadits, bahwa Rasulullah saw.
bersabda (kepada mereka), “Wahai orang-orang Anshar!”
Mereka
menjawab, “Labbaik, ya Rasulullah!”
Baginda
saw. pun meneruskan kata-katanya, “Semasa Jahiliyah, ketika kamu tidak
menyembah Allah, kamu sering memberi makan janda-janda, menggunakan harta
bendamu dengan cara yang makruf dan membantu orang-orang yang mengalami
kesusahan dalam perjalanan. Lalu Allah swt. Mengaruniakan kamu agama
Islam dan Nabi-Nya, namun kamu mulai berlaku kikir dengan harta bendamu dengan
membangun tembok-tembok di kebun-kebun kamu. Padahal, apa saja yang dimakan
oleh Bani Adam, binatang buas dan burung, semuanya mendatangkan ganjaran jika
itu datang dari harta bendamu.”
Mereka
pun pulang ke tempat masing-masing, tiada seorang pun dari mereka yang telah
membangun tiga puluh pintu masuk ke kebun mereka yang tidak memusnakan
pintu-pintu itu supaya orang-orang mudah datang ke kebun-kebun mereka. (At
Targhib)
Dikeluarkan
oleh Ibnu Asakir dari Anas r.a. katanya: Inilah khutbah yang paling awal
dilakukan oleh Rasulullah saw.. Rasulullah saw. menaiki mimbar,
memuji Allah swt. Kemudian berkata, “Wahai manusia! Sesungguhnya Allah
telah memilih Islam sebagai agamamu. Oleh karena itu hendaklah kamu menjalin
hubungan yang baik di antara sesama pemuluk Islam dengan bersikap pemurah dan
berakhlak baik. Ketahuilah! Sesungguhnya sifat pemurah itu adalah sebatang
pohon di dalam taman dan ranting-rantingnya berjuntai ke dunia. Maka barangsiapa
di antara kamu bersikap pemurah, ia akan senantiasa bergelayut kepada ranting
itu hingga Allah memasukkannya ke dalam Jannah. Ketahuiah! Sesunguhnya sifat
kikir itu adalah sebatang pohon di dalam neraka dan ranting-rantingnya
berjuntai ke dunia, maka barangsiapa yang kikir, ia senantiasa bergelayut
kepada ranting-ranting itu hingga Allah memasukkannya ke dalam neraka.
(Rasulullah saw. berkata demikian sebanyak dua kali). Berlaku pemurahlah
semata-mata karena Allah, berlaku pemurahlah
semata-mata karena Allah.” (Kanzul Ummal)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar