Pages

Selasa, 09 April 2013

Kisah Umar r.a


Umar r.a. adalah seorang sahabat yang namanya menjadi kebanggaan kaum muslimin hingga hari ini. Karena semangat keimanannya, ia telah menggetarkan hati orang-orang kafir semenjak 1400 tahun yang lalu hingga kini. Dahulu sebelum Islam, ia sering mengganggu dan menyakiti orang-orang yang masuk Islam. Bahkan ia pernah akan membunuh Nabi saw..

Suatu ketika, orang-orang kafir berembug di antara mereka, siapakah yang berani membunuh Muhammad saw.. Umar segera menyahut, “Aku yang akan membunuhnya.” Mereka berkata, “Ya kamu pantas melakukannya.” Umar pun segera menghunus pedangnya dan pergi untuk membunuh Rasulullah saw.. Di tengah perjalanan, ia menjumpai Sa’ad bin Abi Waqqash, seorang sahabat dari kabilah Zuhrah (riwayat lain menyebut nama lain). Sa’ad r.a. bertanya, “Akan ke mana engkau, hai Umar?” Jawab Umar, “Aku akan membunuh Muhammad.” (Na’udzubillah). Sa’ad r.a. menjawab, “Jika demikian, Banu Hasyim, Banu Zuhrah, dan Banu Abdi Manaf tentu tidak akan berdiam diri, mereka pasti akan membalas membunuhmu.” Umar terkejut dengan ancaman itu. Umar berkata, “Tampaknya kamu juga telah meninggalkan agama nenek moyang kita. Jika demikian kamu akan ku bunuh lebih dahulu!” Setelah berkata demikian Umar menarik pedangnya. Sa’ad r.a. menyahut, “Ya, aku memang telah masuk Islam!” Umar langsung menghunuskan pedangnya. Namun sebelum bertarung, Sa’ad r.a. berkata, “Hai Umar, dengarlah terlebih dahulu kabar tentang rumahmu. Saudara perempuan dan iparmu juga telah masuk Islam,” Mendengar hal itu, Umar sangat marah dan langsung pergi ke rumah saudara perempuannya.

Ketika itu, di rumah saudara perempuan Umar ada Khabab r.a.. Dengan pintu terkunci, ia sedang mengajar suami istri itu membaca Al-Qur’an. Tiba-tiba Umar dating dan berteriak agar dibukakan pintu. Mendengar suaru Umur, Khabab r.a. segera bersembunyi dan meninggalkan lembaran suci Al-Qur’an. Lalu saudara perempuan Umar membuka pintu. Tangan Umar yang memegang sesuatu langsung dipukulkan ke kepala saudara perempuannya hingga berdarah. Umar berkata, “Kamu telah menghianati dirimu sendiri, kamu mengikuti agama yang buruk itu!” Lalu Umar masuk ke dalam rumah dan bertanya kepada saudara perempuannya, “Sedang apa kalian? Dan suara siapayang kudengar tadi?” Iparnya menjawab, “ Kami sedang mengobrol biasa.” Umar bertanya, “Apakah kamutelah meninggalkan agama nenek moyangmu dan masuk ke agama baru?” Jawab iparnya, “Bagaimana jika agama baru itu ternyata lebih baik?” Mendengar itu Umar langsung menarik janggut iparnya dan mendorongnya hingga jatuh, lalu Umar memukulnya sampai puas di atas tanah, Saudara perempuannya berusaha memisahkan mereka, tetapi wajahnya ditampar dengan keras oleh Umar sampai berdarah, padahal ia saudaranya sendiri. Saudara perempuannya berkata, “Hai Umar apakah kami dipukuli hanya karena kami telah masuk Islam? Memang kami telah masuk Islam. Apa saja yang ingin kau lakukan kepada kami, lakukanlah!” Setelah itu, pandangan mata Umar tertuju ke lembaran-lembaran ayat Al-Qur’an yang tergeletak tertinggal begitu saja. Emosinya mulai mereda, ia merasa malu atas sikapnya terhadap saudara perempuannya yang telah membuat wajahnya berdarah. Umar berkata, “Ya, sekarang katakanlah, apakah ini?” Saudara perempuannya menjawab, “Kamu tidak suci, dan lembaran ini tidak boleh disentuh oleh tangan yang tidak suci.” Umar pun mendesaknya, namun saudara perempuannya enggan memberikannya jika ia belum mandi dan berwudhu. Setelah mandi, Umar mengambil lembaran-lembaran tersebut dan membacanya. Ternyata di dalamnya berisi surat Thaha. Ia terus membacanya hingga ayat:

اِ نَّنِي اَنَا اللهُ لَآاِلَهَ اِ لَّآاَنَاْ فَاعْبُدْ نِيْ وَ اَقِمِ الصَّلَوةَ لِذِكْرِيْ ( طه :14 )  

“Akulah Allah. Tiada Tuhan Selain-Ku. Maka sembahlah Aku, dan dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku.” (Q.s. Thaha: 14).

Selesai membaca ayat-ayat di atas, sikap Umar langsung berubah. Ia berkata, “Sekarang pertemukan aku dengan Muhammad.” Mendengar hal itu, Khabab r.a. segera keluar dari tempat persembunyiannya dan berkat, “Hai Umar; Aku sampaikan kabar gembira untukmu. Kemarin, pada malam kamis, aku dengar Rasulullah saw. berdoa, “Ya Allah, kuatkanlah Islam dengan Umar atau Abu Jahal, siapa saja dari keduanya yang lebih Engkau sukai (karena keduanya sangat terkenal). Dan sekarang telah diketahui bahwa doa Nabi saw. telah dikabulkan, yaitu dirimu.” Setelah kejadian itu, ia dipertemukan dengan Nabi saw. dan ia masuk Islam pada hari Jum’at Shubuh. (Khashash).

Keislaman Umar r.a. merupakan pukulan berat bagi kafir Quraisy. Walaupun demikian, kaum muslimin masih sangat sedikit jumlahnya, sedangkan yang memusuhi mereka tidak hanya orang-orang kafir Makkah, bahkan seluruh Arab. Keislamannya menimbulkan kemarahan besar bagi kaum musyrikin, dan mereka semakin berusaha menghabisi kaum muslimin. Berbagai cara pun dicoba, tetapi kaum muslimin semakin berani, bahkan berani mendirikan shalat di Masjidil Haram. Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata, “Keislaman Umar merupakan kemenangan bagi kaum muslimin, dan hijrahnya Umar merupakan pertolongan bagi kaum muslimin, dan kekhalifahannya merupakan rahmat bagi kaum muslimin.” (Usudul-Ghabah).

Dikutip dari Kumpulan Fadilah Amal Kitab kelima Kisah-kisah Sahabat r.a., hal. 430-432, Penerbit Ash-Shaff

Tidak ada komentar:

Posting Komentar