Pages

Rabu, 11 September 2013

Kesabaran Ammar bin Yasir dan Keluarganya Dalam Menanggung Penderitaan di Jalan Allah

 بسم الله الرحمن الرحيم


Diriwayatkan oleh ath Thabrani, al Hakim, al Baihaqi dan Ibnu Asakir dari Jabir r.a., katanya: Rasulullah saw. melewati Ammar dan keluarganya yang sedang disiksa. Rasulullah saw. berkata kepada mereka, “Berita gembira bagi kalian wahai keluarga Yasir, Karena sesungguhnya yang dijanjikan Allah kepada kalian adalah Jannah.”

Al Haitsami (9/293) mengatakan bahwa perawi-perawinya adalah shahih, selain Ibrahim bin Abdul Aziz al Muqawwim. Dia adalah tsiqat.

Dalam riwayat Abu Ahmad al Hakim dalam al Kuna dan Ibnu Asakir dari Utsman r.a., katanya: Ketika aku sedang berjalan bersama Rasulullah saw. di al Bath-ha’.tiba-tiba terlihat Ammar dan kedua orang tuanya sedang disiksa di bawah terik matahari agar mereka murtad dari agama Islam. Ayah Ammar berkata, “Wahai Rasulullah! Apakah aku akan melewatkan sepanjang masa dengaan begini?”

Rasulullah saw. menjawab, “Bersabarlah wahai keluarga Yasir! Yaa Allah, ampunilah keluarga Yasir dan sesungguhnya Engkau telah mengampuni mereka.”

Diriwayatkan oleh Ahmad, al Baihaqi, al Baghawi dan al Uqaili, Ibnu Mandah, Abu Nu’aim dan yang lainnya dari Utsman r.a., dengan isi sama, sebagaimana tertera dalam al Kanz (7/72). Ibnu Sa’d meriwayatkannya (juz 3, hal.177) dari Utsman r.a. semisal itu.

Diriwayatkan oleh Abu Ahmad al Hakim dari Abdullah bin Ja’far r.hum., katanya: Rasulullah saw. melewati Ammar, ayahnya, Yasir dan ibunya, Sumayyah yang sedang disiksa karena keimanan mereka kepada Allah. Rasulullah saw. bersabda kepada mereka, “Bersabarlah kalian wahai ahli keluarga Yasir, bersabarlah kalian wahai ahli keluarga Yasir, karena sesungguhnya yang dijanjikan untuk kalian adalah Jannah.”

Diriwayatkan oleh Ibnu al Kalbi dari Ibnu Abbas r.hum. semisal hadits itu, dengan tambahan: dan Abdullah bin Yasir. Dia juga menambahkan: Abu Jahal telah menombak kemaluan Sumayyah hingga ia mati syahid. Suaminya, Yasir juga mati syahid akibat siksaan itu. Sementara anaknya, Abdullah bin Yasir telah dipanah hingga jatuh. Sebagaimana tertera dalam al Ishabah (3/647).

Dalam riwayat Ahmad dari Mujahid dikatakan: Orang yang pertama syahid dalam Islam adalah Ibunda Ammar, yaitu Sumayyah yang ditombak oleh Abu Jahal pada kemaluannya. Sebagaimana tercantum dalam al Bidayah (3/59)

Kerasnya siksaan atas Ammar sampai dia dipaksa untuk mengucapkan kata-kata kufur sedang hatinya merasa tenang dengan keimanan.

Diriwayatkan oleh Abu Nuaim dalam kitab al Hilyah  (1/140) dari Ubaidah bin Muhammad bin Ammar, katanya: orang-orang musyrik telah menangkap Ammar r.a. dan menyiksa Ammar. Mereka tidak menghentikan siksaannya sampai ia memaki Rasulullah saw. dan memuji tuhan-tuhan mereka.

Ketika Ammar menemui Rasulullah saw., beliau bertanya kepadanya, “Apa yang telah terjadi padamu?”

Jawab Ammar, “Kejahatan, wahai Rasulullah! Aku tidak dibebaskan oleh mereka hingga aku mencacimu dan menyebut kebaikan tuhan-tuhan mereka.”

Rasulullah saw. bersabda, “Bagaimana hatimu dalam keadaan itu?”

Jawab Ammar, “Hatiku merasa tenang dengan keimanan.”

Kata Rasulullah saw., “Jika mereka mengulangi perbuatan itu perbuatan itu kepadamu, maka hendaknya kamu ulangi lagi apa yang telah kamu katakan kepada mereka.”

Diriwayatkan juga oleh Ibnu Sa’d (3/178) dari Abu Ubaidah seperti hadits itu. Juga diriwayatkan Ibnu Sa’d dari Muhammad: Bahwa Nabi saw. menemui Ammar yang sedang menangis dan beliau menyapu kedua matanya sambil berkata, “Engkau telah disiksa oleh orang-orang musyrik itu dengan dibenamkan ke dalam air. Lalu engkau mengatakan ini dan itu (memaki Rasulullah saw. dan memuji tuhan-tuhan mereka). Sekiranya mereka melakukan yang demikian itu lagi, katakan sebagaimana yang telah engkau katakan sebelum ini.”

Diriwayatkan juga oleh Ibnu Sa’d dari Amr bin Maimun, katanya: Orang-orang musyrik membakar Ammar bin Yasir dengan Api (yang diletakkan di bawahnya, sedangkan Ammar digantung di atasnya). Ketika itu Rasulullah saw. melewati tempat itu dan mengusap kepada Ammar sambil berdo’a, “Wahai api, jadilah kamu dingin dan sejahtera bagi Ammar sebagaimana engkau pernah menjadi demikian untuk Ibrahim a.s. engkau (hai Ammar), akan dibunuh oleh kelompok pemberontak.” (Sabda Nabi saw. ini terjadi pada perang Shiffin).

Dikutip dari Kitab Hayatush Shahabah Terjemahan Jilid 1 hal. 351-353, Penerbit Pustaka Ramadhan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar