Diriwayatkan oleh
ath Thabrani, al Hakim, al Baihaqi dan Ibnu Asakir dari Jabir r.a.,
katanya: Rasulullah saw. melewati Ammar dan keluarganya yang sedang
disiksa. Rasulullah saw. berkata kepada mereka, “Berita gembira bagi
kalian wahai keluarga Yasir, Karena sesungguhnya yang dijanjikan Allah kepada
kalian adalah Jannah.”
Al Haitsami
(9/293) mengatakan bahwa perawi-perawinya adalah shahih, selain Ibrahim bin
Abdul Aziz al Muqawwim. Dia adalah tsiqat.
Dalam riwayat
Abu Ahmad al Hakim dalam al Kuna dan Ibnu Asakir dari Utsman r.a.,
katanya: Ketika aku sedang berjalan bersama Rasulullah saw. di al
Bath-ha’.tiba-tiba terlihat Ammar dan kedua orang tuanya sedang disiksa di
bawah terik matahari agar mereka murtad dari agama Islam. Ayah Ammar berkata, “Wahai
Rasulullah! Apakah aku akan melewatkan sepanjang masa dengaan begini?”
Rasulullah saw.
menjawab, “Bersabarlah wahai keluarga Yasir! Yaa Allah, ampunilah keluarga
Yasir dan sesungguhnya Engkau telah mengampuni mereka.”
Diriwayatkan
oleh Ahmad, al Baihaqi, al Baghawi dan al Uqaili, Ibnu Mandah, Abu Nu’aim dan
yang lainnya dari Utsman r.a., dengan isi sama, sebagaimana tertera
dalam al Kanz (7/72). Ibnu Sa’d meriwayatkannya (juz 3, hal.177) dari
Utsman r.a. semisal itu.
Diriwayatkan
oleh Abu Ahmad al Hakim dari Abdullah bin Ja’far r.hum., katanya:
Rasulullah saw. melewati Ammar, ayahnya, Yasir dan ibunya, Sumayyah yang
sedang disiksa karena keimanan mereka kepada Allah. Rasulullah saw.
bersabda kepada mereka, “Bersabarlah kalian wahai ahli keluarga Yasir,
bersabarlah kalian wahai ahli keluarga Yasir, karena sesungguhnya yang
dijanjikan untuk kalian adalah Jannah.”
Diriwayatkan
oleh Ibnu al Kalbi dari Ibnu Abbas r.hum. semisal hadits itu, dengan
tambahan: dan Abdullah bin Yasir. Dia juga menambahkan: Abu Jahal telah menombak
kemaluan Sumayyah hingga ia mati syahid. Suaminya, Yasir juga mati syahid
akibat siksaan itu. Sementara anaknya, Abdullah bin Yasir telah dipanah hingga
jatuh. Sebagaimana tertera dalam al Ishabah (3/647).
Dalam riwayat
Ahmad dari Mujahid dikatakan: Orang yang pertama syahid dalam Islam adalah
Ibunda Ammar, yaitu Sumayyah yang ditombak oleh Abu Jahal pada kemaluannya.
Sebagaimana tercantum dalam al Bidayah (3/59)
Kerasnya
siksaan atas Ammar sampai dia dipaksa untuk mengucapkan kata-kata kufur sedang
hatinya merasa tenang dengan keimanan.
Diriwayatkan
oleh Abu Nuaim dalam kitab al Hilyah (1/140) dari Ubaidah bin Muhammad bin Ammar,
katanya: orang-orang musyrik telah menangkap Ammar r.a. dan menyiksa
Ammar. Mereka tidak menghentikan siksaannya sampai ia memaki Rasulullah saw.
dan memuji tuhan-tuhan mereka.
Ketika Ammar
menemui Rasulullah saw., beliau bertanya kepadanya, “Apa yang telah
terjadi padamu?”
Jawab Ammar, “Kejahatan,
wahai Rasulullah! Aku tidak dibebaskan oleh mereka hingga aku mencacimu dan
menyebut kebaikan tuhan-tuhan mereka.”
Rasulullah saw.
bersabda, “Bagaimana hatimu dalam keadaan itu?”
Jawab Ammar, “Hatiku
merasa tenang dengan keimanan.”
Kata Rasulullah
saw., “Jika mereka mengulangi perbuatan itu perbuatan itu kepadamu, maka
hendaknya kamu ulangi lagi apa yang telah kamu katakan kepada mereka.”
Diriwayatkan
juga oleh Ibnu Sa’d (3/178) dari Abu Ubaidah seperti hadits itu. Juga
diriwayatkan Ibnu Sa’d dari Muhammad: Bahwa Nabi saw. menemui Ammar yang
sedang menangis dan beliau menyapu kedua matanya sambil berkata, “Engkau telah
disiksa oleh orang-orang musyrik itu dengan dibenamkan ke dalam air. Lalu
engkau mengatakan ini dan itu (memaki Rasulullah saw. dan memuji
tuhan-tuhan mereka). Sekiranya mereka melakukan yang demikian itu lagi, katakan
sebagaimana yang telah engkau katakan sebelum ini.”
Diriwayatkan
juga oleh Ibnu Sa’d dari Amr bin Maimun, katanya: Orang-orang musyrik membakar
Ammar bin Yasir dengan Api (yang diletakkan di bawahnya, sedangkan Ammar
digantung di atasnya). Ketika itu Rasulullah saw. melewati tempat itu
dan mengusap kepada Ammar sambil berdo’a, “Wahai api, jadilah kamu dingin dan
sejahtera bagi Ammar sebagaimana engkau pernah menjadi demikian untuk Ibrahim a.s.
engkau (hai Ammar), akan dibunuh oleh kelompok pemberontak.” (Sabda Nabi saw.
ini terjadi pada perang Shiffin).
Dikutip dari Kitab Hayatush Shahabah Terjemahan Jilid 1 hal. 351-353, Penerbit Pustaka Ramadhan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar