Pages

Minggu, 01 September 2013

Ucapan Umar, Ibnu Mas’ud dan Ibnu Abbas r.hum. Tentang Menjaga Dari Mengikuti Pemikiran Tanpa Dasar


 بسم الله الرحمن الرحيم

Ibnu Abdil Barr dalam Jami’ Ilmu (2/134) mengeluarkan hadits dari Ibnu Shihab r.a., bahwa sesungguhnya Umar bin Khaththab r.a. berkata dan ia berada di atas mimbar, “Hai sekalian Manusia! Sesungguhnya pemikiran itu hanya dari Rasulullah saw. karena sesungguhnya Allah-lah yang memberikan pemikiran itu kepadanya, adapun pemikiran yang dari kami itu adalah prasangka dan bersusah payah dalam berprasangka.”

Menurutnya lagi (2/135) dari Sgadaqah bin Abi Abdillah dahwa Umar bin Khaththab r.a. berkata, “Sesungguhnya orang yang mempunyai pemikiran sendiri adalah musuh-musuh sunnah. Yang melemahkan mereka dalam menjaga sunnah dan melepaskan pemeliharaan dari mereka dan merasa malu jika mengatakan ‘kami tidak tahu’ ketika ditanya, maka mereka berpaling dari sunnah kepada pemikiran mereka sendiri. Takutlah kalian dan takutlah kepada mereka.”

Dan menurutnya juga (2/136) dari Umar r.a., ia berkata, “Sunnah adalah perkara yang telah disunnahkan Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kalian menjadikan kesalahan pemikiran sebagai sunnah untuk umat.”
Ibnu Abi Hatim dan Baihaqi mengeluarkan hadits yang pertama dari Umar seperti yang tadi. Al Kanz (5/241)

Dan ia menambahkan: “Dan sesungguhnya dugaan itu tidak berfaedah sedikit pun terhadap kebenaran.” (Qs. An Najm: 28)

Ibnu Mundzir mengeluarkan dari Amr bin Dinar bahwa sesungguhnya seseorang bertanya kepada Umar, “Hukumilah dengan pemikiran yang telah Allah berikan kepadamu.”

“Cukup!” jawab Umar. “Karena sesungguhnya ini adalah khusus untuk Nabi saw.

Thabrani mengeluarkan Hadits dari Sya’bi r.a., ia berkata: Ibnu Mas’ud r.a. berkata, “Takutlah kalian dengan pemikiran sendiri. Karena hancurnya orang sebelum kalian adalah dengan pemikirannya sendiri. Janganlah kalian mengkiaskan sesuatu dengan sesuatu yang lain, maka telapak kakimu akan tergelincir setelah tetapnya. Dan apabila  salah satu dari kalian ditanya tentang sesuatu yang tidak ddiketahui hendaknya katakan, ‘Allahu A’lam!’ Karena Sesungguhnya itu adalah sepertiganya ilmu.”

Al Haitsami (1/180) berkata bahwa Sya’bi tidak pernah mendengar langsung dari Ibnu Mas’ud r.a. dan di dalamnya terdapat Jabir al Ju’fi dan ia adalah dha’if.

Thabrani mengeluarkan Hadits dalam al Kabir dari Ibnu Mas’ud r.a., ia berkata, “Tidaklah suatu tahun kecuali sesudahnya lebih buruk dari tahun sebelumnya dan tidak lebih baik dari tahun sebelumnya dan tidak ada umat yang lebih baik dari umat sebelumnya, selain kematian Ulama dan orang-orang pilihan di antara kalian, sehingga suatu kaum akan mengkiaskan suatu perkara dengan pemikiran mereka sehingga hancur dan terpecahlah Islam.”

Al Haitsami (1/180) berkata bahwa di dalamnya terdapat Mujahid bin Sa’id dan ia telah ikut berbaur.
Ibnu Abdil Barr dalam Jami’ Ilmi (2/136) mengeluarkan hadits dari Ibnu Abbas r.a. behwa ia berkata, “Pastikan itu adalah Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya. Barangsiapa yang berkata setelah itu dengan pendapatnya sendiri, maka aku tidak tahu apakah ia dalam kebaikan atau dalam keburukan.”
Ibnu Abdil Barr dalam Jami’ Ilmi (2/33) mengeluarkan hadits dari Atha’ dari Ayahnya, ia berkata, “Sebagian sahabat Nabi ditanya tentang sesuatu maka ia menjawab, “Sesungguhnya aku malu kepada Rabbku untuk mengatakan tentang masalah umat Muhammad saw. dengan pendapatku sendiri.”
Dikutip dari Kitab Hayatush Shahabah Terjemahan Jilid 3 hal. 340-341, Penerbit Pustaka Ramadhan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar