Diriwayatkan
oleh Muslim (2/178) dari Anas r.a. katanya: Abu Thalhah r.a.
berkata kepada Ummu Sulaim r.ha., “Sesungguhnya aku mendengar suara
Rasulullah saw. yang lemah. Aku tahu suara baginda saw. menjadi
demikian karena rasa lapar. Adakah kamu mempunyai sesuatu untuk dimakan?”
Ummu Sulaim
pin menjawab, “Ya.” Lalu dia mengeluarkan beberapa potong roti yang terbuat
dari tepung syair.
Lantas Ummu
Sulaim mengambil kain khimarnya (kerudungnya) dan membungkus semua roti itu
dengan sebakian kain tersebut. Ia pun memasukkan bungkusan itu ke bawah bajuku
(Anas), melilitkan sisa kain itu pada badanku, lalu mengutusku menemui
Rasulullah saw..
Aku (Anas)
pun membawa bungkusan yang berisi roti itu. Aku dapati beliau saw.
sedang duduk di dalam masjid bersama orang banyak, lalu aku berdiri di hadapan
mereka. Rasulullah saw. bersabda, “Apakah engkau diutus oleh Abu
Thalhah?”
Aku menjawab,
“Ya.”
Kemudian beliau
saw. bertanya lagi, “Apakah kamu datang untuk mengundang kami menghadiri
jamuan makan?”
Aku berkata, “Ya.”
Maka Rasulullah
saw. bersabda kepada para sahabat yang duduk bersamanya, “Bangunlah
kalian?”
Lalu Rasulullah
saw. meninggalkan tempat itu menuju ke rumah Abu Thalhah dengan para
sahabatnya. Aku berjalan di depan mereka hingga aku sampai kepada Abu Thalhah
dan memberitahunya. Abu Thalhah pun berkaya kepada istrinya, “Hai ummu Sulaim!
Sesungguhnya Rasulullah saw. telah datang dengan orang banyak. Dan kita
tidak mempunyai makanan yang cukup untuk mereka semua.”
Ummu Sulain
pun menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.”
Abu Thalhah
pun pergi hingga bertemu Rasulullah saw. Lalu Rasulullah saw.
datang bersama Abu Thalhah. Keduanya masuk ke dalam rumah lalu beliau bersabda
kepada Ummu Sulaim, “Bawalah kemari apa saja yang ada padamu, hai Ummu Sulaim.”
Lalu Ummu
Sulaim datang dengan membawa roti itu. Rasulullah saw. memerintahkan
supaya roti itu dipecah-pecah. Ummu Sulaim pun memeras wadah minyak samin di
atasnya, dan memberikan lauk ke dalamnya. Kemudian Rasulullah saw. berdo’a
untuk keberkatan makanan itu sepanjang yang dikehendaki Allah. Setelah itu
Rasulullah saw. bersabda, “Izinkanlah masuk sebanyak sepuluh orang.”
Para sahabat
yang datang itu pun diizinkan masuk sehingga mereka makan dan merasa kenyang. Lalu
mereka keluar. Kemudian beliau bersabda lagi, “Izinkanlah masuk sebanyak
sepuluh orang.” Sampai semua yang hadir makan dan merasa kenyang. Sedang jumlah
mereka adalah tujuh puluh atau delapan puluh orang.
Diriwayatkan
juga oleh al Bukhari dari Anas serupa dengan hadits itu, sebagaimana tercantum
dalam al Bidayah ( 6/105), juga oleh al Imam Ahmad, Abu Ya’la dan al
Baghawi, sebagaimana telah dipaparkan jalur-jalur periwayatan hadits-hadits
mereka dan lafaz-lafaz mereka dalam al Bidayah. Dan diriwayatkan juga ole
ath Thabrani dan ia menambahkan: Jumlah merka adalah sekitar seratus orang. Sedang
para rawi keduanya adalah rawi-rawi sahih.
Dikutip dari Kitab Hayatush
Shahabah Terjemahan Jilid 2 hal. 190-191, Penerbit Pustaka Ramadhan