Dikeluarkan
Oleh Abu Nu’aim dalam al Hilyah dari Umar r.a. katanya: Anak perempuanku,
Hafshah telah menjadi janda karena kematian suaminya yang bernama Khunais bin
Huzafah ash Shahmi r.a. yang merupakan salah seorang sahabat Rasulullah saw.
yang turut menyertai perang Badar. Ia wafat di Madinah. Oleh karena itu aku
menemui Abu Bakar r.a. dan berkata kepadanya, “Jika engkau mau, aku akan
menikahkan engkau dengan Hafshah binti Umar.”
Namun Abu
Bakar r.a. tidak memberikan jawaban kepadaku. Aku pun menunggu jawaban
itu beberapa hari hingga Rasulullah saw. meminang Hafshah untuk dirinya.
Maka aku pun menikahkan Hafshah dengan Rasulullah saw.
Kemudian Abu
Bakar r.a. menemuiku dan berkata, “Ketika engkau menawarkan untuk
menikahkan Hafshah denganku, maka aku tidak memberikan jawaban kepadamu, karena
tawaran itu sangat menyusahkan hatiku.”
Aku bertanya,
“Benar seprti kata-katamu.”
Maka Abu
Bakar r.a. berkata, “Sesungguhnya tidak ada yang menghalangi untuk
memberi jawaban atas tawaranmu, kecuali aku telah mendengar bahwa Rasulullah saw.
telah berkata-kata mengenai Hafshah, dan aku tidak mau menyebarkan rahasia
beliau. Sekiranya Rasulullah saw. tidak menikahi Hafshah maka aku akan
menikahinya.”
Dikeluarkan oleh Ahmad, Ibnu Sa’ad, al Bukhari,
an Nasa’I, al Baihaqi, Abu Ya’la dan Ibnu Hibban dengan tambahan, sebagaimana
dalam al Muntakhab.
Dikeluarkan
oleh al Bukhari dalam al Adab dari Anas r.a., katanya: Pada suatu
hari, aku berkhidmat kepada Rasulullah saw.. setelah aku merasa telah
selesai berkhidmat kepadanya, aku berkata pada diriku, “Nampaknya Rasulullah saw.
seddang tidur.” Lalu aku pun keluar dari rumahnya, Nampak sekumpulan anak-anak
sedang bermain-main. Aku pun berdiri untuk melihat anak-anak itu.
Kemudian
Rasulullah saw. datang menemui anak-anak itu, lalu memberi salam kepada
mereka. Rasulullah saw. memanggilku dan menyuruh melaksanakan satu keperluannya
seolah-olah rahasia. Tugasku itu membuat aku lupa kembali ke rumah untuk
menemui ibuku.
Setelah aku
pulang, ibuku bertanya, “Mengapa kamu terlambat pulang.”
Aku menjawab,
“Rasulullah saw. menugaskan aku untuk menyempurnakan suatu keperluan.”
Ibuku
bertanya, “Keperluan apa itu?”
Aku berkata, “Ini
rahasia Nabi.”
Maka ibuku
berkata, “Sekiranya itu rahasia Rasulullah saw. hendaknya kamu
menjaganya.”
Karena itu
aku pun tidak pernah membocorkan atau menceritakan mengenai hal itu kepada
siapa pun. Kalau saja ini bukan rahasia, pasti aku akan menceritakannya kepada
ibuku.
Dikeluarkan
oleh al Bukhari juga dalam kitab shahihnya dan Muslim dari Anas r.a.
serupa hadits di atas dengan ringkas, sebagaimana dalam jam’ul Fawaid.