Dalam kitab Az Zuhd, Imam Ibnu Mubarak meriwayatkan dari Dhamrah bin Habib,
seorang budak milik Abu Raihanah r.a. ia merceritakan: Suatu hari, Abu Raihanah
kembali dari medan perang, kemudian ia makan malam lalu berwudhu dan mendirikan
shalat di masjid. Kemudian ia membaca satu surat dan terus-menerus di tempatnya
itu hingga adzan Shubuh berkumandang.
Istrinya berkata kepadanya, “Wahai Abu Raihanah, engkau telah
berperang hingga kelelahan, sekarang engkau telah kembali, apakah tidak ada
bagian bagiku dalam dirimu?
Ia menjawab, “Ada, demi Allah, jika aku menyebutkannya, tentu
ada satu hak untukmu dalam diriku.”
Istrinya bertanya lagi, “Lalu apa yang menyebabkan engkau
sibuk?”
Abu Raihanah menjawab, “Memikirkan sesuatu yang Allah
sifatkan di dalam Jannahnya dengan segala kenikmatannya, sampai aku mendengar
adzan Shubuh berkumandang.”
Imam Abu Nu’aim meriwayatkan dalam kitab al Hilyah,
dari Muhammad bin Wasi’: Ada seorang lelaki yang berkendaraan dari Bashrah
menemui Ummu Dzar r.ha. setelah wafatnya Abu Dzar r.a.. Lelaki
itu bertanya kepada Ummu Dzar tentang ibadahnya Abu Dzar.”
Ummu Dzar menjawab, “Pada siang hari ia menyendiri sambil
bertafakur.”
Imam Abu Nu’aim meriwayatkan juga dalam kitab al Hilyah dari
Aun bin Abdillah: Aku bertanya kepada Umu Darda r.ha., “Amal apa yang
utamayang sering dilakukan oleh Abu Darda r.a.?”
Ibunya menjawab, “Tafakur dan I’tibar.”
Imam Abu Nu’aim meriwayatkan juga dalam kitab al Hilyah dari
Aun bin Abdillah: Ibunya Abu Darda ditanya, amal apakah yang utama yang sering
dilakukan oleh Abu Darda r.a.? maka ibunya menjawab, “I’tibar.”
Dan Imam Abu Nu’aim meriwayatkan bahwa Abu Darda r.a.
berkata, “Berfikir sesaat itu lebih baik daripada qiyamulail.”
Abu Asakir meriwayatkan bahwa Abu Darda r.a. berkata,
“Pada sebagian manusia memiliki kunci-kunci kebaikan, penutup-penutup keburukan
dan bagi mereka itu ada pahala. Dan pada sebagian manusia memiliki kunci-kunci
kejahatan, penutup kebaikan-kebaikan dan bagi mereka itu mendapatkan dosa, dan
tafakur sesaat itu lebih baik dari qiyamulail.
Dalam kitab al Hilyah Abu Nu’aim meriwayatkan dari
Hubaib bin Abdullah: Ada seorang lelaki mendatangi Abu Darda r.a.
sebelum ia berangkat ke medan perang, lalu berkata, “Wahai Abu Darda
nasihatilah aku.” Maka Abu Darda r.a. menjawab, “Berdzikirlah kepada
Allah maka Allah akan mengingatmu pada waktu susah dan apabila engkau menjadi
mulia karena suatu perkara dunia maka perhatikanlah apa yang akan terjadi.”
Dikutip dari
Kitab Hayatush Shahabah Terjemahan Jilid 2 hal. 676-678, Penerbit Pustaka
Ramadhan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar