Pages

Minggu, 05 Mei 2013

Kisah Seorang Lelaki yang Sakit Perut


 بسم الله الرحمن الرحيم

Imam Bukhari dan Muslim mengeluarkan hadits dari Abi Said Al Khudri r.a., katanya: Sesungguhnya ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw. seraya berkata, “Saudaraku sedang sakit perut.”

Nabi saw.  bersabda, “Minumkanlah madu.”

Lalu dia pergi kemudian meminumkannya madu, kemudian datang lagi seraya berkata, “Wahai Rasulullah..! Aku telah minumkan madu, tetapi malah tambah sakit.”

Nabi saw. bersabda, “Pergilah minumkanlah lagi madu..!”

Lalu dia pergi dan meminumkannya madu, kemudian dia datang lagi seraya berkata, “Wahai Rasulullah! Dia tambah sakit.”

Lalu Rasulullah saw. bersabda, “Maha benar Allah dan perut saudaramu telah berbohong, pergilah, lalu minumkanlah dia madu.”

Lalu dia pergi meminumkannya madu, kemudian sembuh.

Sebagaimana di dalam kitab Tafsir Ibnu Kasir juz 2 halaman 575.
Dikutip dari Kitab Hayatush Shahabah Terjemahan Jilid 3 hal. 11, Penerbit Pustaka Ramadhan

Berdiri Untuk Jenazah


 بسم الله الرحمن الرحيم

Amir bin Rabi’ah r.a. berkata: Nabi saw. bersabda, “Jika kalian melihat jenazah maka berdirilah untuknya sehingga meninggalkan kamu.” (H.r. Bukhari dan Muslim)

Amir bin Rabi’ah r.a. berkata: Nabi saw. bersabda, “Jika seseorang melihat jenazah, maka jika tidak ikut berjalan menghantarnya, maka hendaklah berdiri sehingga meninggalkannya atau dibelakanginya, atau diturunkan (diletakkan) sebelum membelakanginya (meninggalkannya).” (H.r. Bukhari dan Muslim)

Abu Said Al-Khudri r.a. berkata: Nabi saw. bersabda: Jika kamu melihat jenazah melihat jenazah, maka berdirilah, maka siapa yang mengikutinya jangan duduk sehingga jenazah itu diletakkan.” (H.r. Bukhari dan Muslim)

Jarir bin Abdillah r.a. berkata, “Ada jenazah lewat, maka Nabi saw. berdiri, lalu kami juga ikut berdiri, kemudian kami katakan kepadanya, ‘Itu jenazah Yahudi. Jawab Nabi saw., ‘Jika kamu melihat jenazah maka berdirilah untuknya.’” (H.r. Bukhari dan Muslim)

Abdurrahman bin Abi Laila berkata, “Sahl bin Hunaif dan Qais bis Saad bersama-sama duduk ketika perang Qadisiyah, tiba-tiba ada jenazah lewat, maka berdirilah keduanya, lalu diberi tahu bahwa itu jenazah penduduk Qadisiyah yakni orang kafir, maka jawab keduanya, ‘Sesungguhnya ada jenazah lewat jenazah lewat di depan Nabi saw. maka berdirilah Nabi saw.’ dan ketika diberi tahu bahwa itu jenazah Yahudi, jawab Nabi saw. ‘Bukankah itu juga manusia.’” (H.r. Bukhari dan Muslim)

Dikutip dari Kitab Mutiara Hadits Shahih Bukhari Muslim, No. 561-565, hal. 292-294 Penerbit PT Bina Ilmu.

Keluarnya Ahli Syahadat Dari Neraka


Imam Thabrani mengeluarkan hadits dari Abu Musa r.a. dia berkata: Rasulullah saw. bersabda, “Ketika ahli nereka berkumpul di dalam neraka dan bersama mereka ada seseorang dari ahli Qiblah. Maka orang-orang kafir itu berkata kepada kaum muslimin, “Apakah kalian orang-orang muslim?”

Mereka menjawab, “Yaa.”

Orang kafir itu menjawab, “Apakah Islam tidak mencukupi kalian, sehingga kalian bersama kami di neraka?”

Mereka menjawab, “Karena kami memiliki dosa, lalu kami diambil dan diletakan di dalam neraka.”

Lalu Allah swt. Mendengar ap yang mereka katakan, kemudian Allah saw. memerintahkan malaikat penjaga neraka untuk mengeluarkan ahli Qiblah itu. Ketika orang-orang kafir melihat seperti itu, mereka berkata, “Seandainya aku jadi orang muslimin, maka aku akan dikeluarkan sebagaimana mereka dikeluarkan.”

Kemudian Rasulullah saw. bersabda, “Aku berlindung kepada Allah dari syetan yang terkutuk (ta’awudz):

الٓرٰۗ تِلْكَ اٰيٰتُ الْكِتٰبِ وَقُرْ اٰنٍ مُّبِيْنٍ رُبَمَا يَوَدُّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَوْكَانُوْا مُسْلِمِيْنَ

Alif, laam, raa. (Surah) ini adalah (sebagian dari) ayat-ayat Kitab (yang sempurna) yaitu (ayat-ayat) al Qur’an yang memberi penjelasan. Orang kafir itu kadang-kadang (nanti di akhirat) menginginkan, sekiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang Muslim. (Q.s. Al Hijr: 1-2)

Imam Ibnu Abi Khatim juga telah meriwayatkan hadits yang serupa tetapi di dalamnya ada Basmalah sebagai ganti dari ta’awud.

Thabrani mengeluarkan dari Anas r.a. berkata, “Sesungguhnya manusia dari ahli Laa ilaaha illallah  ada yang masuk  nereka karena dosa-dosanya, kemudian ahli Lata dan ‘Uzza berkata kepadanya, ‘Apakah perkataan Laa ilaaha illallah tidak mencukupi (tidak bisa menyelamatkan) kalian, sehingga kalian sekarang di neraka barsama kami?’ Lalu Allah swt. Marah kepada mereka, kemudian Allah swt. Mengeluarkan mereka, kemudian dijatuhkan di dalam sungai kehidupan lalu mereka sembuh dari luka bakar sebagaimana terlepasnya rembulan dari gerhananya lalu mereka dimasukan ke dalam Jannah dan diberi nama dengan nama Jahanamiyun.

Imam Ahmad telah mengeluarkan dari Abu Said al Khudri r.a. melalui sebagian jalan yang lain hadits serupa ini. Di dalam riwayatnya dikatakan: Lalu mereka diberi nama di dalam Jannah dengan nama Jahanamiyun karena sangat hitam wajahnya. Lalu mereka berkata: “Yaa Allah..! Hilangkanlah nama ini dari kami.” Lalu Allah swt. Memerintahkan mereka supaya mandi di dalam sungai di dalam Jannah, lalu hilanglah nama itu dari mereka.

Sebagaimana diterangkan didalam Kitab Tafsir Ibnu Kasir juz 2 hal. 546

Dikutip dari Kitab Hayatush Shahabah Terjemahan Jilid 3 hal. 7-8, Penerbit Pustaka Ramadhan

Sabtu, 04 Mei 2013

Nabi saw. Memberikan Kabar Gembira Dengan Jannah Kepada Orang Yang Meninggal Dunia Yang Tidak Menyekutukan Allah Dengan Sesuatu Pun


Bukhari dan Muslim mengeluarkan hadits dari Abu Dzar r.a. katanya: Pada suatu malam aku keluar, ketika itu Rasulullah saw. sedang berjalan sendirian dan tidak ada seorang pun yang bersamanya. Aku berkata dalam hati, “Nampaknya beliau sedang tidak suka ditemani.”

Aku pun berjalan di bawah perlindungan bulan, lalu beliau saw. menoleh ke arahku seraya beerrtanya, “Siapakah itu?”

Aku menjawab, “Abu Dzar! Semoga Allah menjadikan saya sebagai tebusan.”

Nabi saw. berkata, “Wahai Abu Dzar..! ke sinilah..!”

Lalu aku berjalan bersamanya sesaat, Nabi saw. berkata, “Sesungguhnya orang yang mempunyai harta, mereka adalah orang yang tidak mempunyai pahala pada hari kiamat kecuali seseorang yang Allah beri kepadanya kebaikan, lalu dia memberikan harta itu dengan tangan kanan dan kirinya dan diantara kedua tangannya dan belakangnya serta beramal kebaikan dengannya.”

Aku pun berjalan bersama beliau sebentar, lalu beliau berkata kepadaku, “Duduklah di tempat ini.”

Maka  aku pun duduk di sebuah tempat yang luas yang sekelilingnya ada bebatuan, lalu beliau berkata lagi, “Tetaplah di sini sehingga aku kembali kepadamu.”

Kemudian beliau saw. pergi ke dalam tempat yang banyak batu hitam, sehingga aku tidak melihatnya lagi, aku pun duduk sangat lama, kemudian aku mendengar beliau berkata, “Walaupun orang berzina dan mencuri.”

Ketika beliau datang aku sudah tidak sabar lagi, lalu aku berkata, “Wahai Nabi Allah..! Semoga Allah menjadikan saya sebagai tebusan, siapa yang berbicara di balik batu tadi? Saya tidak melihat seorang pun yang kembali kepada tuan dengan sesuatu.”

Nabi saw. berkata, “Dia adalah Jibril a.s. yang menawarkan kepadaku di balik batu itu, lalu dia berkata, ‘Berikanlah kabar gembira kepada umatmu, barangsiapa yang mati tidak menyekutukan Allah dengan sedikit pun maka dia akan masuk Jannah,’ lalu aku berkata, ‘Wahai Jibril..! Walaupun dia berzina dan mencuri?’ Jibril a.s. menjawab, ‘Betul.’”

Aku bertanya, “Wahai Rasulullah! Walaupun berzina dan mencuri?”

Nabi saw. menjawab, “Benar.”

Aku bertanya lagi, “Walaupun berzina dan mencuri?”

Nabi saw. menjawab, “Benar, walaupun meminum khamr.”

Sebagaimana diterangkan didalam kitab Jami’ul Fawaid juz 1 hal. 7. Perawi berkata, “Dan keduanya telah menambahi beserta Imam Tirmidzi di dalam yang lain dengan semisalnya, di dalam ucapan yang keempat, “Agak memaksa Abu Dzar r.a.

Dikutip dari Kitab Hayatush Shahabah Terjemahan Jilid 3 hal. 3-4, Penerbit Pustaka Ramadhan

Kamis, 02 Mei 2013

Pertanyaan Rasulallah saw. Mengenai Akar Agama Islam Yang Paling Kokoh dan Jawaban Beliau


Dikeluarkan oleh Ahmad dari al Bara bin Azib r.huma., katanya: Kami duduk bersama-sama dengan Rasulullah saw.. Baginda bertanya, “Apa akar agama Islam yang paling kokoh?”

Para sahabat menjawab, “Shalat.”

Rasulullah saw. bersabda, “Kebaikan apa yang menyertainya?”

Para sahabat menjawab, “Shaum pada bulan Ramadhan.”

Sabda Rasulullah saw. lagi, “satu kebaikan apa lagi yang menyertainya?”

Kemudian Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya akar yang paling kokoh dalam agama Islam adalah kamu mencintai (seseorang) karena Allah dan membencinya karena Allah juga.”

Juga dikeluarkan oleh Ahmad dari Abu Dzar r.a.: Rasulullah saw. keluar menemui kami dan bersabda, “Apakah kamu mengetahui, amalan apakah yang paling dicintai Allah?”

Seorang sahabat menjawab, “Shalat dan Zakat.”

Sahabat yang lain menjawab, “Jihad.”

Kemudian Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya yang paling dicintai Allah adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah.” (Majmaul Zawaid)
Dikutip dari Kitab Hayatush Shahabah Terjemahan Jilid 2 hal. 565-566, Penerbit Pustaka Ramadhan