بسم الله الرحمن الرحيم
Hakim (1/99) mengeluarkan Hadits dari Auf bin Malik al Asyja’i r.a. katanya: Pada suatu hari Rasulullah saw. memandang ke langit dan bersabda, “Inilah waktu diangkatnya ilmu!”
Maka seorang lelaki Anshar yakni Ibnu Labid bertanya
kepadanya, “Ya Rasulullah! Bagaimana diangkatnya ilmu sedangkan itu telah
ditetapkan dalam al Qur’an, dan hati telah menerimanya?”
Rasulullah saw. bersabda, “Aku menyangka engkau adalah
orang yang paling faqih dari penduduk Madinah.”
Kemudian beliau saw. menuturkan kesesatan orang Yahudi
dan Nasrani atas apa-apa yang ada di tangannya yakni dalam Kitabullah.
Kemudian Aku (perawi) bertemu dengan Syaddad bin Aus r.a.
dan aku menceritakan hadits dari Auf bin
Malik itu. Ia pun menjawab, “Auf benar! Apakah engkau mau jika aku kabarkan
yang pertama kali diangkat?”
Aku menjawab, “Ya!”
“Khusyu dalam shalat, hingga kamu tidak akan melihat seorang
pun yang khusyu daam shalatnya.”
Hakim berkata, hadits ini shahih dan Syaikhan telah mengambil
hujjah dengan seluruh perawinya begitu juga Adzahabi.
Bazzar dan Thabrani dalam al Kabir mengeluarkan dari
Auf seperti hadits itu sebagaimana dalam Majma’ Zawa’id (1/200) dan Ibnu
Abdil Barr dalam Jami’ Ilm (1/152) mengeluarkan seperti itu juga dan
dalam riwayatnya dikatakan: Maka seorang lelaki dari Anshar yakni Ziyad bin
Labid bertanya kepadanya, “Apakah akan dihilangkan dari kami, Ya Rasulullah?
Sedangkan al Qur’an ada pada kami dan kami telah mengajarkannya kepada anak dan
istri kami.”
Dan dalam riwayatnya lagi: Kemudian Syaddad berkata, “Apakah
kamu tahu apa yang diangkat?”
Aku menjawab, “Aku tidak tahu.”
Ia berkata, “Hilangnya kantong-kantong ilmu, apakah kamu tahu
apa yang pertaa kali diangkat?
“Aku tidak tahu” jawabku.
Ia menjawab “Khusyu dalam shalat sehingga tidak akan terlihat
lagi orang yang khusyu.”
Hakim mengeluarkan lagi hadits Abu Darda dan Ibnu Labid al
anshari r.a. serta Thabrani dalam al Kabir dari Shafwan bin Assal
dan Wahsyi bin Harb r.a. sebagaimana dalam Majma’ dengan makna
yang sama. Dan dalam riwayat Abu Darda, “Taurat dan Injil ini menurut Yahudi
dan Nasrani maka apa yang menyelamatkan mereka?” Dan dalam riwayat Wahsyi,
“Mereka tidak pernah mengangkat kepalanya dengan kitabnya.” Dan dalam riwayat
Ibnu Labid, “Mereka tidak mengambil manfaat dari kitabnya.”
Dikutip dari
Kitab Hayatush Shahabah Terjemahan Jilid 3 hal. 361-362, Penerbit Pustaka
Ramadhan