Pages

Minggu, 30 Juni 2013

Ucapan Mu’adz, Abu Darda Dan Anas r.hum. Tentang Sungguh-Sungguh Dalam Amal Melebihi Sungguh-Sungguh Dalam Ilmu



بسم الله الرحمن الرحيم


Ibnu ‘Adi dan Khatib mengeluarkan hadits dari Mu’adz r.a. dan Ibnu Asakir dari Abu Darda r.a. secara marfu’, “Belajarlah kalian sekehendak kalian belajar, karena Allah tidak akan memberikan manfaat kepada kalian sehingga kalian beramal dengan ilmu yang kalian ketahui.”

Dan menurut Abi Hasan al Akhrami al Madini dalam Amali-nya dari Anas r.a. secara marfu’, Belajarlah kalian ilmu sekehendak kalian! Tapi demi Allah, kalian tidak akan diberi pahala sehingga kalian beramal dengan ilmu kalian.”

Jami’i Shaghir.

Ibnu abdil Barr menuturkan dalam Jami’i Ilmi (2/6) dari Makhul dari Abdirrahman bin Ghanam r.a. ia berkata: Telah menceritakan kepadaku sepuluh orang sahabat Nabi saw. mereka berkata, “Kami belajar ilmu di Masjid Quba’, tiba-tiba Rasulullah saw. keluar menemui kami dan bersabda, ‘Belajarlah kalian….’ Ia menuturkan seperti hadits di atas.
Dikutip dari Kitab Hayatush Shahabah Terjemahan Jilid 3 hal. 330-331, Penerbit Pustaka Ramadhan

Minggu, 09 Juni 2013

Abu Bakar Shidiq r.a. Membenarkan Kisah Isra’ Mi’raj


بسم الله الرحمن الرحيم


Imam Baihaqi mengeluarkan hadist dari Aisyah r.ha., katanya: Ketika Nabi saw. di-isra’ Mi’rajkan (Perjalanan malam) menuju Masjidil Aqsha, pagi-paginya orang-orang ramai menceritakan, dan banyak orang yang mengingkari cerita itu, lalu mereka menemui Abu Bakar r.a. dan berkata, “Apa engkau mengetahui, sesungguhnya sahabatmu telah mengatakan bahwasanya dia telah berjalan tadi malam ke Baitul Maqdis?” 

Lalu Abu Bakar r.a. berkata, “Apakah benar perkataanmu itu?”

Mereka menjawab, “Benar.”

Abu Bakar r.a. berkata, “Apabila dia berkata seperti itu sungguh aku telah membenarkannya.”

Mereka berkata, “Engkau membenarkannya, bahwa dia pergi pada malam hari ke Baitul Maqdis dan kembali pada pagi harinya?”

Abu Bakar r.a.berkata, “Benar, sesungguhnya aku membenarkan dia dari sesuatu yang lebih hebat dari itu. Aku membenarkan dia dalam kabar dari langit, baik pada waktu pagi atau pun sore.”

Oleh karena itu, dia dijuluki Abu Bakar ash Shidiq (yang selalu membenarkan).

Diterangkan dalam kitab Ibnu Katsir juz 3 hal. 21

Dan Abu Nuaim mengeluarkan dari Aisyah r.ha. dengan semisalnya. Dan di dalam riwayat lain diriwayatkan: Lalu banyak orang yang ingkar pada sesuatu yang mereka imani dan mereka benarkan dan mereka takjub terhadap peristiwa itu.

Abu Nuaim berkata bahwa di dalamnya terdapat Muhammad bin Katsir al Mishiishiyi, yang Imam Ahmad telah mendhaifkannya. Dan Abu Ma’in berkata bahwa dia benar. Imam Nasa’I dan selainnya berkata bahwa hadits itu tidak kuat sebagaimana keterangan dalam kitab Muntakhab juz 4 hal. 353.

Ibnu Abi Khatim meriwayatkan dari haditsnya Anas r.a. tentang kisah Isra’ Mi’rajnya Nabi saw. dengan sangat panjang dan didalamnya menyebutkan: Ketika kamu musyrikin mendengar kabar itu, mereka langsung mendatangi Abu Bakar ash Shidiq r.a. dan berkata, “Wahai Abu Bakar, apakah kamu mengetahui, bahwasannya sahabatmu mengabarkan, sesungguhnya dia melakukan perjalanan yang seharusnya ditempuh satu bulan perjalanan tetapi dia menempuhnya hanya satu malam.”

Kemudian Abu Bakar r.a. menjawab seperti yang sudah disebutkan di atas.

Sebagaimana diterangkan dalam Kitab Ibnu Katsir juz 3 hal. 7

Dikutip dari Kitab Hayatush Shahabah Terjemahan Jilid 3 hal. 91, Penerbit Pustaka Ramadhan

Sabtu, 11 Mei 2013

Nabi saw. Mementingkan Shalat Berjama’ah dan Tidak Ada Konpensasi Bagi Orang Buta Untuk Meninggalkannya



بسم الله الرحمن الرحيم

Imam Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Hibban dan Ibnu Khuzaimah mengeluarkan dalam Shahihnya dan Hakim dari Umar bin Ummi Ma’tum r.ha. katanya: Aku berkata, “Wahai Rasulullah..! saya adalah yang buta yang rumahnya jauh dan saya hanya bisa duduk, apakah saya mempunyai ruhshah (keringanan) untuk shalat di rumah?”

Nabi saw. bertanya, “Apakah kamu mendengar adzan?”

Dia menjawab, “Ya.”

Nabi saw. berkata, “Tidak ada bagi kamu ruhshah.”

Dan dalam riwayat Ahmad, sesungguhnya Rasulullah saw. datang ke masjid dan dia melihat kaum yang sedikit, lalu berkata, “Sungguh aku ingin menjadikan manusia sebagai imam, kemudian aku keluar maka aku tidak kuasa melihat orang-orang mengerjakan shalat di rumahnya kecuali aku membakarnya.”

Lalu Ummi maktum r.ha. berkata, “Wahai Rasulullah saw…! Sesungguhnya di antara rumahku dan masjid ada pohon kurma dan beberapa pohon yang lain dan aku tidak kuasa untuk duduk sebentar, apakah ada bagiku keringanan untuk mengerjakan shalat di rumah?”

Nabi saw. berkata, “Apakah kamu mendengar iqamah?”

Dia menjawab, “Ya.”

Nabi saw. berkata, “Maka datanglah.”

Sebagaiman diterangkan dalam kitab at Targhib.
Dikutip dari Kitab Hayatush Shahabah Terjemahan Jilid 3 hal. 169-170, Penerbit Pustaka Ramadhan