Pages

Sabtu, 11 Mei 2013

Nabi saw. Memberikan Kabar Gembira Bagi Sahabatnya r.a. Yang Mengucapkan Kalimat Syahadat Di Dalam Majelis Bersamanya


بسم الله الرحمن الرحيم


Ahmad mengeluarkan hadits dari Ya’la bin Sadad r.a. dia menuturkan  bahwa Syadad dan Ubadah bin Shamid r.hum. menceritakan kepadanya: Dulu ketika kami berada di samping Rasulullah saw. beliau bertanya, “Apakah ada di kalangan kalian orang asing?”  -Maksudnya ahlul kitab-

Kami menjawab, “Tidak ada, wahai Rasulullah.”

Kemudian beliau memerintahkan untuk mengunci pintu, lalu berkata, “Angkatlah tangan kalian semua dan ucapkanlah:  Laa ilaaha illallah.”

Lalu kami mengangkat tangan kami sesaat, kemudian Rasulullah saw. meletakan tangannya di atas tangan kami seraya berkata, “Segala puji bagi Allah, Yaa Allah, sesungguhnya Engkau telah mengutusku dengan kalimat  ini dan Engkau telah memerintahku dengannya dan Engkau telah menjanjikan atasnya Jannah dan sesungguhnya Engkau adalah Dzat yang tidak pernah mengingkari janji.”

Kemudian beliau berkata, “Aku akan memberikan kabar kepada kalian. Sesungguhnya Allah telah mengampuni dosa kalian.”

Haisami berkata, “Imam Ahmad, Thabrani dan Bazar telah mengeluarkan hadits tersebut dan rijalnya Tsiqat.”
Dikutip dari Kitab Hayatush Shahabah Terjemahan Jilid 3 hal. 5, Penerbit Pustaka Ramadhan

Jumat, 10 Mei 2013

Komentar Rasulullah saw. Tentang Orang Yang Mengadukan Keburukan Mu’amalah Orang Yang Mempunyai Silaturahmi Dengannya


بسم الله الرحمن الرحيم

Dikeluarkan oleh Muslim dari Abu Hurairah r.a. bahwa seorang lelaki berkata, “Ya Rasulullah! Sesungguhnya aku mempunyai kerabat. Aku menghubungkan silaturahmi dengan mereka, tetapi mereka memutuskannya. Aku berbuat baik kepada mereka tetapi mereka berbuat jahat  kepadaku. Aku bersikap ramah kepada mereka, tetapi mereka berbuat kurang ajar kepadaku.”

Rasulullah saw. bersabda, “Jika begitu keadaannya, sebenarnya kamu sedang memasukkan pasir yang panas ke dalam mulut mereka. Allah senantiasa melindungimu selagi kamu bersikap demikian.”

Dikeluarkan oleh Al Bukhari dalam al Adab dari Abu Hurairah seperti itu juga.

Dalam riwayat Ahmad dari Abdullah bin Amr r.huma., katanya: Seorang lelaki datang menemui Rasulullah saw. dan berkata, “Ya Rasulullah..! Aku mempunyai saudara, aku menghubungkan silaturahmi kepadanya, tetapi mereka memutuskannya. Aku memaafkan mereka tetapi mereka menzhalimiku. Aku berlaku baik kepada mereka, tetapi mereka menyakitiku. Apakah aku harus membalas mereka?”

Rasulullah saw. bersabda, “Jika kamu melakukan itu (balas dendam), kamu akan sama dengan mereka. Tetapi kamu hendaknya terus melakukan kebaikan kepada mereka dan menghubungkan silaturahmi dengan mereka, karena sesungguhnya malaikat itu diperintahkan Allah agar senantiasa bersama kamu untuk memeliharamu selagi kamu dalam keadaan demikian.”
Dikutip dari Kitab Hayatush Shahabah Terjemahan Jilid 2 hal. 581-582, Penerbit Pustaka Ramadhan

Minggu, 05 Mei 2013

Kisah Seorang Lelaki yang Sakit Perut


 بسم الله الرحمن الرحيم

Imam Bukhari dan Muslim mengeluarkan hadits dari Abi Said Al Khudri r.a., katanya: Sesungguhnya ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw. seraya berkata, “Saudaraku sedang sakit perut.”

Nabi saw.  bersabda, “Minumkanlah madu.”

Lalu dia pergi kemudian meminumkannya madu, kemudian datang lagi seraya berkata, “Wahai Rasulullah..! Aku telah minumkan madu, tetapi malah tambah sakit.”

Nabi saw. bersabda, “Pergilah minumkanlah lagi madu..!”

Lalu dia pergi dan meminumkannya madu, kemudian dia datang lagi seraya berkata, “Wahai Rasulullah! Dia tambah sakit.”

Lalu Rasulullah saw. bersabda, “Maha benar Allah dan perut saudaramu telah berbohong, pergilah, lalu minumkanlah dia madu.”

Lalu dia pergi meminumkannya madu, kemudian sembuh.

Sebagaimana di dalam kitab Tafsir Ibnu Kasir juz 2 halaman 575.
Dikutip dari Kitab Hayatush Shahabah Terjemahan Jilid 3 hal. 11, Penerbit Pustaka Ramadhan

Berdiri Untuk Jenazah


 بسم الله الرحمن الرحيم

Amir bin Rabi’ah r.a. berkata: Nabi saw. bersabda, “Jika kalian melihat jenazah maka berdirilah untuknya sehingga meninggalkan kamu.” (H.r. Bukhari dan Muslim)

Amir bin Rabi’ah r.a. berkata: Nabi saw. bersabda, “Jika seseorang melihat jenazah, maka jika tidak ikut berjalan menghantarnya, maka hendaklah berdiri sehingga meninggalkannya atau dibelakanginya, atau diturunkan (diletakkan) sebelum membelakanginya (meninggalkannya).” (H.r. Bukhari dan Muslim)

Abu Said Al-Khudri r.a. berkata: Nabi saw. bersabda: Jika kamu melihat jenazah melihat jenazah, maka berdirilah, maka siapa yang mengikutinya jangan duduk sehingga jenazah itu diletakkan.” (H.r. Bukhari dan Muslim)

Jarir bin Abdillah r.a. berkata, “Ada jenazah lewat, maka Nabi saw. berdiri, lalu kami juga ikut berdiri, kemudian kami katakan kepadanya, ‘Itu jenazah Yahudi. Jawab Nabi saw., ‘Jika kamu melihat jenazah maka berdirilah untuknya.’” (H.r. Bukhari dan Muslim)

Abdurrahman bin Abi Laila berkata, “Sahl bin Hunaif dan Qais bis Saad bersama-sama duduk ketika perang Qadisiyah, tiba-tiba ada jenazah lewat, maka berdirilah keduanya, lalu diberi tahu bahwa itu jenazah penduduk Qadisiyah yakni orang kafir, maka jawab keduanya, ‘Sesungguhnya ada jenazah lewat jenazah lewat di depan Nabi saw. maka berdirilah Nabi saw.’ dan ketika diberi tahu bahwa itu jenazah Yahudi, jawab Nabi saw. ‘Bukankah itu juga manusia.’” (H.r. Bukhari dan Muslim)

Dikutip dari Kitab Mutiara Hadits Shahih Bukhari Muslim, No. 561-565, hal. 292-294 Penerbit PT Bina Ilmu.

Keluarnya Ahli Syahadat Dari Neraka


Imam Thabrani mengeluarkan hadits dari Abu Musa r.a. dia berkata: Rasulullah saw. bersabda, “Ketika ahli nereka berkumpul di dalam neraka dan bersama mereka ada seseorang dari ahli Qiblah. Maka orang-orang kafir itu berkata kepada kaum muslimin, “Apakah kalian orang-orang muslim?”

Mereka menjawab, “Yaa.”

Orang kafir itu menjawab, “Apakah Islam tidak mencukupi kalian, sehingga kalian bersama kami di neraka?”

Mereka menjawab, “Karena kami memiliki dosa, lalu kami diambil dan diletakan di dalam neraka.”

Lalu Allah swt. Mendengar ap yang mereka katakan, kemudian Allah saw. memerintahkan malaikat penjaga neraka untuk mengeluarkan ahli Qiblah itu. Ketika orang-orang kafir melihat seperti itu, mereka berkata, “Seandainya aku jadi orang muslimin, maka aku akan dikeluarkan sebagaimana mereka dikeluarkan.”

Kemudian Rasulullah saw. bersabda, “Aku berlindung kepada Allah dari syetan yang terkutuk (ta’awudz):

الٓرٰۗ تِلْكَ اٰيٰتُ الْكِتٰبِ وَقُرْ اٰنٍ مُّبِيْنٍ رُبَمَا يَوَدُّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَوْكَانُوْا مُسْلِمِيْنَ

Alif, laam, raa. (Surah) ini adalah (sebagian dari) ayat-ayat Kitab (yang sempurna) yaitu (ayat-ayat) al Qur’an yang memberi penjelasan. Orang kafir itu kadang-kadang (nanti di akhirat) menginginkan, sekiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang Muslim. (Q.s. Al Hijr: 1-2)

Imam Ibnu Abi Khatim juga telah meriwayatkan hadits yang serupa tetapi di dalamnya ada Basmalah sebagai ganti dari ta’awud.

Thabrani mengeluarkan dari Anas r.a. berkata, “Sesungguhnya manusia dari ahli Laa ilaaha illallah  ada yang masuk  nereka karena dosa-dosanya, kemudian ahli Lata dan ‘Uzza berkata kepadanya, ‘Apakah perkataan Laa ilaaha illallah tidak mencukupi (tidak bisa menyelamatkan) kalian, sehingga kalian sekarang di neraka barsama kami?’ Lalu Allah swt. Marah kepada mereka, kemudian Allah swt. Mengeluarkan mereka, kemudian dijatuhkan di dalam sungai kehidupan lalu mereka sembuh dari luka bakar sebagaimana terlepasnya rembulan dari gerhananya lalu mereka dimasukan ke dalam Jannah dan diberi nama dengan nama Jahanamiyun.

Imam Ahmad telah mengeluarkan dari Abu Said al Khudri r.a. melalui sebagian jalan yang lain hadits serupa ini. Di dalam riwayatnya dikatakan: Lalu mereka diberi nama di dalam Jannah dengan nama Jahanamiyun karena sangat hitam wajahnya. Lalu mereka berkata: “Yaa Allah..! Hilangkanlah nama ini dari kami.” Lalu Allah swt. Memerintahkan mereka supaya mandi di dalam sungai di dalam Jannah, lalu hilanglah nama itu dari mereka.

Sebagaimana diterangkan didalam Kitab Tafsir Ibnu Kasir juz 2 hal. 546

Dikutip dari Kitab Hayatush Shahabah Terjemahan Jilid 3 hal. 7-8, Penerbit Pustaka Ramadhan